Rabu, 31 Juli 2013

Sepekan, dan Aku Masih Mengingatnya dengan Baik



Kemarin, hari ini, bahkan detik ini pun aku masih terus memantau layar kosong handphone-ku, berharap ada nada dering sms yang diikuti dengan nama kontakmu, tapi… ternyata nihil. Sudah hampir sepekan namamu tak mampir memenuhi kontak handphone-ku. Ah, apa rasanya ini? Kehilangan-kah? Tapi aku kan tak mempunyai hak untuk memilikimu, karena mencintaimu mungkin belum benar-benar menjadi kewajibanku.
Ku beranikan diri melihat bekas-bekas percakapan kita melalui pesan singkat ini, ternyata aku masih menyimpannya; percakapan awal kita dan kau yang memulainya. Ku ingat saat itu sekarang, aku masih mengingatnya dengan baik, saat tiba-tiba engkau bertanya apa ini benar nomor handphone-ku, dan ku jawab iya, lalu kau mulai menyeretku ke perbincangan yang lebih mendalam dengan untaian khas leluconmu yang sanggup membuatku terombang-ambing dilautan harapan yang kau cipta.
Entah aku yang terlalu mengartikan lebih, atau memang kau yang “memaksa”-ku untuk mengartikan lebih, atau aku sudah terlalu lupa untuk merasakan apa itu jatuh cinta? Hingga akhirnya aku dengan begitu gampangnya menerima kehadiran sosokmu, dan diam-diam mulai mencintaimu? Entahlah. Namun yang ku tahu, aku masih mengingat semuanya dengan baik.
Saat ini, aku begitu haus akan kehadiran dalam pesan singkat di handphone-ku, aku begitu merindukanmu dan mencemaskan apa kabarmu hari ini, Sayang. Sedang apa? Dan dimana? Seperti begitu ingin meledak pertanyaan itu ingin ku tanyakan padamu.
Selama sepekan ini, aku pun mencoba memaksakan diriku untuk selalu berfikir positif tentang “kepergianmendadak”-mu. Hingga tepatnya hari ini ternyata aku mengetahui satu hal, satu hal yang menyebabkan runtuhnya seribu harapanku kepada sosokmu. Betapa pahitnya kalau ternyata aku hanya menjadi tempat singgah? Yah, aku hanya menjadi tempat singgah bagimu, karena kau masih mencintai dia, mantan kekasihmu. Dan kau hanya mampir dihidupku hanya untuk sekedar “mampir” dan menunggu mantan kekasihmu itu kembali padamu, hingga dengan mudahnya kau campakkan aku (lagi), begitu saja. Lalu harus ku apakan semua perhatianmu yang singkat ini? Dan harus ku apakan sosokmu yang selama sepekan ini ada disini? Dihatiku?
Aku tau hanya sepekan kau mencoba merasuki semua detail-detail kosong dihatiku, namun ku rasa ini yang paling sakit. Karena mungkin ini sudah kesekian kalinya ada sosok pemberi harapan yang mencoba datang dan pergi dalam hidupku, mencoba mengajariku dan membangun harapanku kembali akan manisnya cinta, namun kau tak ubahnya sama dengan mereka, kau yang memulai tanpa mempunyai nyali untuk melanjutkannya, dan pada akhirnya kau lah yang menghancurkannya.
Tenanglah, Sayang. Aku mencoba tak menaruh dendam padamu, mungkin kau bukan orang yang tepat yang dikirimkan Tuhan untukku.
Tenanglah, Sayang. Semaksimal mungkin aku akan mencoba melepas kembali semua asa yang telah kita rajut bersama dalam waktu yang sepekan ini.
Tenanglah, Sayang. Aku akan selalu mendoakan segala kebaikan menyertaimu, dan mantan kekasihmu.
Karena aku, masih mengingat semuanya dengan baik.

                18-06-2013. 21.33.
@dwseptianii